Kentang
termasuk tanaman sayuran semusim, berumur pendek dan berbentuk perdu / semak.
Adapun klasifikasi tanaman kentang, sebagai berikut :
Divisi : spermatophyte
Subdivisi : angiospermae
Kelas : dicotyledonae
Family : solanaceae
Genus : solanum
Spesies : solanum tuberosum
Penyakit hawar daun kentang disebabkan
oleh cendawan phytophtora infestans. Jamur phytophtora infestans diketahui
mempunyai banyak ras fisiologi. Gejala awal muncul bercak pada tepi dan ujung
daun, bercak melebar dan terbentuk daerah nekrotik yang berwarna coklat. Bercak
dikelilingi oleh massa sporangium yang berwarna putih dengan belakangan hijau
kelabu. Serangan dapat menyebar ke batang, tangkai, dan umbi.
Pembentukan penyakit daun busuk ini
bervariasi sesuai kondisi lingkungan, kelembaban, suhu, intensitas cahaya, dan
pemeliharaan kentang itu sendiri akan mempengaruhi gejala yang timbul. Umumnya
gejala baru akan tampak bila tanaman berumur lebih dari satu bulan meskipun
kadang-kadang sudah terlihat pada tanaman yang berumur 3 minggu.
Daur hidup dimulai saat sporangium
terbawa oleh angin. Jika jatuh pada setetes air pada tanaman yang rentan,
sporangium akan mengeluarkan spora kembar (zoospore) yang seterusnya membentuk
pembuluh kecambah yang menyebabkan infeksi. Ini terjadi ketika berada dalam
kondisi basah dan dingin yang disebut dengan perkecambahan tidak langsung.
Spora ini akan berenang sampai menemukan tempat inangnya.
Pengendalian penyakit hawar daun pada
tanaman kentang dapat melalui berbagai cara, antara lain :
1.
Kultur teknis
Berupa upaya sanitasi
(menjaga kebersihan lahan) dari sejak awal kegiatan budidaya, sehingga lahan
mencegah terjadinya kondisi yang sesuai bagi vector pembawa penyakit, mananam
jenis-jenis tanaman yang tahan. Penggunaan varietas tahan merupakan salah satu
pengendalian hawar daun ini.
2.
Mekanis
Yaitu berupa upaya
membuang tanaman yang terkena penyakit sehingga tidak menyebar kepada tumbuhan
yang lain, sisa-sisa tanaman yang sakit harus segera dimusnahkan (dibakar) agar
daur hidup jamur dapat diputuskan.
3.
Pengendalian
hama terpadu
Pada prinsipnya, konsep
pengendalian hama terpadu adalah pengendalian hama yang dilakukan dengan
menggunakan kekuatan unsur-unsur alami yang mampu mengendalikan hama agar tetap
berada pada jumlah dibawah ambang batas yang merugikan. Pengendalian hama
terpadu berpegang pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
·
Pemanfaatan
pengendalian alami (secara biologis dan mekanis) seoptimal mungkin, dengan
mengurangi tindakan-tindakan yang dapat mematikan musuh alami atau organisme
yang bukan sasaran.
·
Pengolahan
ekosistem dengan mengubah microhabitat sehingga tidak menguntungkan bagi
kehidupan organisme pengganggu (hama dan patoghen) melalui teknik budidaya /
yang intensif.
·
Penggunaan
pestisida secara bijaksana yaitu dengan memperhatikan waktu, dosis, dan
efektivitas.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan
diatas, antara lain :
a.
Penyakit hawar
daun pada tanaman kentang disebabkan oleh cendawan phytophtora infestans
b.
Gejala serangan
(ciri-ciri penyakit) pada tepi-tepi daun ditemukan bercak-bercak terutama pada
suhu rendah, kelembaban tinggi dan curah hujan yang tinggi
c.
Pengendalian
penyakit ini diantaranya dapat melalui berbagai cara :
·
Kultur teknis
·
Mekanis
·
Kimiawi
·
Pengendalian
hama terpadu
Sumber :
Terima kasih postingannya sangat membantu saya memahami kronologi penyakit hawar daun pada tanaman kentang.
BalasHapusMohon kalu dapat disertakan gambar-gambar detail tentang siklus hidup jamur penyebab penyakitnya dan keadaan tanaman yang sedang sakit.