Kamis, 15 Januari 2015

HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN CABAI






Budidaya tanaman cabai merupakan kegiatan usaha tani yang menjanjikan keuntungan menarik. Di Indonesia, permintaan akan cabai cukup tinggi, seakan-akan cabai sudah menjadi bahan kebutuhan pokok dimasyarakat. Dimasa-masa tertentu, seperti menjelang hari raya harga cabai bisa meningkat hingga kali lipat dari biasanya.
          Usaha tanam cabai memerlukan modal besar dan keterampilan yang cukup. Tidak jarang petani cabai mengalami kerugian karena kurang memperhitungkan factor cuaca, fluktuasi harga atau serangan hama dan penyakit. Oleh karena itu, segala resiko dalam budidaya tanaman cabai harus diperhitungkan secara matang.
A.   Berikut beberapa hama yang menyerang tanaman cabai :
1.     Hama ulat
Ulat yang sering menyerang tanaman cabai diantaranya adalah ulat grayak (spodoptera litura). Ulat jenis ini memakan daun sampai bolong-bolong sehingga mengganggu kemampuan fotosintesis tanaman. Pada tingkat yang parah ulat grayak memakan habis seluruh daun dan hanya menyisakan tulang-tulang daun.
Biasanya ulat ini menyerang pada malam hari /saat matahari teduh. Pada siang hari, ulat bersembunyi dipangkal tanaman/berlindung dibalik mulsa sehingga ulat ini lolos dari penyemprotan. Cara pengendalian hama ulat ini bisa dilakukan beberapa cara berikut :
                                 a.         Pengendalian teknis
Ulat ini diambil saat malam hari ketika ulat-ulat ini berkeliaran. Pengendalian ulat ini dilakukan secara serempak
                                 b.        Menjaga kebersihan kebun
                                 c.         Siangi gulma pada selasar bedengan, parit/lubang-lubang mulsa
                                 d.        Pengendalian secara kimiawi
Penyemprotan dilakukan apabila serangan sudah parah dengan menggunakan insektisida dan sebaiknya dilakukan malam hari
2.     Hama tungau
Tungau yang biasa menyerang tanaman cabai ialah tungau kuning (polyphagotarsonemus latus) dan tungau merah (tetranycus sp). Pada tanaman cabai, tungau ini membuat daun keriting menggulung kebagian bawah, daun menjadi tebal dan kaku sehingga pembentukan pucuk menjadi terhambat. Cara pengendaliannya adalah sebagai berikut :
                                 a.         Pengendalian teknis
Tanaman cabai yang terserang parah dicabut sedangkan yang belum parah dipotong pucuk-pucuknya. Sisa tanaman yang terserang dibakar agar tidak menjangkiti yang lain
                                 b.        Pengendalian kimiawi
Tungau hanya bisa diberantas dengan racun tungau seperti akarisida, bukan dengan insektisida
3.     Hama kutu daun
Hama yang menyerang tanaman cabai ini biasanya berasal dari jenis myzus persicao. Kutu daun menyerang dengan menghisap cairan pada daun. Daun menjadi kering dan permukaan daun menjadi keriting. Adapun cara pengendaliannya adalah sebagai berikut :
a.     Pengendalian teknis
Petik daun-daun yang terserang kemudian musnahkan dengan cara dibakar
b.     Gunakan plastik mulsa perak yang efektif untuk menekan perkembangan kutu daun
c.      Pengendalian kimiawi dengan cara menyemprotkan jenis insektisida yang mengandung fipronil/diafenthuron yang dilakukan pada sore hari
B.   Adapun penyakit yang biasa menyerang tanaman cabai, antara lain :
1.     Bercak daun
Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cabai disebabkan oleh jamur cercospora capsici. Gejalanya terdapat bercak-bercak bundar berwarna abu-abu dengan pinggiran coklat pada daun. Bila serangan menghebat maka daun akan berwarna kuning dan akhirnya berguguran. Penyakit ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan bisa dibawa angin, air hujan, atau alat-alat pertanian.
Penyakit ini dapat dicegah dengan cara memilih benih yang sehat serta bebas dari patoghen dan wereng. Jarak tanam berguna untuk meminimalkan serangan agar lingkungan tidak terlalu lembab. Bila sudah terserang dapat dimusnahkan dengan cara dibakar atau disemprotkan fungisida.


2.     Layu
Penyakit layu merupakan penyakit yang cukup sulit dikendalikan pada budidaya cabai. Layu disebabkan layu fusarium. Cendawan ini hidup dilingkungan yang masam. Penyakit ini harus diamati lebih spesifik agar penanganannya bisa lebih tepat
3.     Bule atau virus kuning
Tanaman cabai yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning. Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai. Pengendaliannya harus dilakukan semenjak dini, dengan cara memilih benih unggul dan tahan terhadap virus.
Pemilihan benih tahan virus membantu menghindari resiko serangan penyakit ini. Hal lain yang bisa membantu mengurangi resiko serangan hama dan penyakit adalah pemupukan dan perawatan yang baik dan tepat.


          Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar