Pestisida
adalah sebutan semua jenis obat (zat/bahan kimia) pembasmi hama yang ditujukan
untuk melindungi tanaman dari serangan hama, penyakit, atau gulma baik
menggunakan pestisida alami atau pestisida kimia. Pestisida yang biasa
digunakan oleh para petani dapat digolongkan menurut beberapa hal berikut :
A. Berdasarkan fungsi/sasaran penggunaannya, pestisida
dibagi menjadi 6 jenis, yaitu :
1.
Insektisida
adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga seperti kepik,
wereng, dan ulat
2.
Fungisida adalah
pestisida untuk memberantas/mencegah pertumbuhan jamur/cendawan
3.
Bakerisida
adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas bakteri/virus. Salah satu
contoh bakterisida adalah tetramycin yang digunakan untuk membunuh virus CVPD
(Citrus Vein Pholem Degeneration) yang menyerang tanaman jeruk
4.
Rodentisida
adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa hewan
pengerat seperti tikus. Lazimnya diberikan sebagai umpan yang sebelumnya
dicampu dengan beras/jagung
5.
Nematisida
adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa nematoda
(cacing). Hama jenis ini biasanya menyerang bagian akar dan umbi tanaman.
Nematisida biasanya digunakan pada perkebunan kopi atau lada. Nematisida
bersifat dapat meracuni tanaman , jadi penggunaannya 3 minggu sebelum musin
tanam. Selain memberantas nematoda, obat ini juga dapat memberantas serangga
dan jamur
6.
Herbisida adalah
pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu (gulma) seperti
alang-alang, rerumputan, eceng gondok dan lain-lain
B. Berdasarkan bahan aktifnya, pestisida dibagi menjadi
3 jenis, yaitu :
1.
Pestisida
organik adalah pestisida yang bahan aktifnya adalah bahan organik yang berasal
dari tanaman. Misalnya : neem oil yang berasal dari tanaman mimba
2.
Pestisida elemen
adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari alam seperti sulfur
3.
Pestisida kimia
adalah pestisida yang berasal dari campuran bahan-bahan kimia
C. Berdasarkan cara kerjanya, pestisida dibagi menjadi
2 jenis, yaitu :
1.
Pestisida sistemik
yaitu pestisida yang diserap dan dialirkan keseluruh bagian tanaman sehingga
akan menjadi racun bagi hama yang memakannya
2.
Pestisida kontak
langsung yaitu pestisida yng reaksinya akan bekerja bila bersentuhan langsung
dengan hama, baik ketika makan maupun sedang berjalan
Untuk pemberantasan hama tersebut salah satunya
adalah dengan menggunakan berbagai zat kimia yang disebut dengan pestisida.
Namun penggunaan pestisida telah menimbulkan dampak negatif, baik itu bagi
kesehatan manusia maupun kelestarian lingkungan. Dampak negatif ini akan terus
terjadi seandainya kita tidak hati-hati dalam memilih jenis dan cara
penggunaannya. Adapun dampak negatif yang mungkin terjadi akibat penggunaan
pestisida, diantaranya :
1.
Tanaman yang
diberi pestisida dapat menyerap pestisida yang kemudian terdistribusi ke dalam
akar, batang, daun dan buah. Pestisida yang sukar terurai akan berkumpul pada
hewan pemakan tumbuhan termasuk manusia. Secara tidak sengaja tubuh makhluk
hidup itu telah tercemar pestisida
2.
Pestisida yang
tidak dapat terurai akan terbawa aliran air dan masuk kedalam system biota air
(kehidupan air). Konsentrasi pestisida yang tinggi dalam air dapat membunuh
organisme air diantaranya ikan dan udang. Sementara dalam kadar air rendah
dapat meracuni organisme kecil seperti plankton. Bila plankton ini termakan
oleh ikan maka ia akan terakumulasi dalam tubuh ikan tersebut termakan oleh
burung/manusia
3.
Ada kemungkinan
munculnya hama spesies baru yang tahan terhadap takaran pestisida yang
diterapkan. Hama ini baru akan musnah bila takatran pestisida diperbesar
jumlahnya. Akibatnya jelas akan mempercepat dan memperbesar tingkat pencemaran
bagi para makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya tidak terkecuali manusia yang
menjadi pelaku utamanya
Untuk mengurangi dampak penggunaan pestisida, salah
satunya adalah dengan menggunakan pestisida alami atau pestida yang berasal
dari tumbuhan (biopestisida). Hal ini disebabkan karena pestisida alami mudah
terurai sehingga relatif aman bagi kehidupan lingkungan sekitar, dapat dibuat
sendiri oleh petani, dan tidak perlu mengeluarkan banyak biaya.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar