Kamis, 15 Januari 2015

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT MENGGUNAKAN BUAH MENGKUDU






Dengan modal usaha yang kecil petani dan kelompok usaha kecil bisa memanfaatkan bahan alam sebagai bahan pestisida dan obat-obatan tanaman. Pengolahan bahan alami untuk obat-obatan pertanian cukup mudah hanya memerlukan ketelatenan, selain itu biayanya pun sangat murah. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai pestisida alami adalah mengkudu. Mengkudu (Morinda citrifolia) termasuk jenis kopi-kopian.
Mengkudu dapat tumbuh di dataran rendah sampai pada ketinggian tanah 1500 meter diatas permukaan laut. Mengkudu merupakan tumbuhan asli dari Indonesi. Tumbuhan ini mempunyai batang tidak terlalu besar dengan tinggi pohon 3-8 m. Daunnya bersusun berhadapan, panjang daun 20-40 cm dan lebar 7-15 cm. Bunganya berbentuk bungan bongkol yang kecil-kecil dan berwarna putih. Buahnya berwarna hijau mengkilap dan berwujud buah buni berbentuk lonjong dengan variasi trotol-trotol. Bijinya banyak dan kecil-kecil terdapat dalam daging buah. Pada umumnya tumbuhan mengkudu berkembang biak secara liar di hutan-hutan atau dipelihara orang pinggiran-pinggiran kebun rumah. 
          Ada beberapa jenis serangga yang dapat dibasmi dengan pestisida alami dari ekstrak buah mengkudu, antara lain : semut merah, belalang, ulat daun, kutu putih, dan berbagai serangga yang menyerang tanaman.Pestisida ini juga dapat dimanfaatkan untuk membasmi hama ulat kubis. Kematian ulat kubis setelah disemprot ekstrak mengkudu mencapai 90-100%. Hasil ini menunjukkan bahwa mengkudu mempunyai efek insektisida yang sangat baik. Kematian larva yang mencapai 100% disebabkan adanya kandungan bahan bioaktif yang beracun bagi ulat serangga tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian Levan 1963, buah mengkudu mengandung entraquinone yang mampu menekan pertumbuhan moikroorganisme. Selain itu, buah mengkudu juga mengandung scopoletin yang aktif sebagai anti mikroba terutama bakteri dan jamur pada manusia. Buah mengkudu juga dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan jamur collentotrichum capsici yang menyebabkan penyakit antraknosa pada cabe serta menekan pertumbuhan tersebut. ( Ir.Efni, M.S. dan Ir.Joko Prasetyo, M.S. )
Sumber :

         
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar